Nov 10, 2006

SOLIDARITAS ACEH DI GAMPONG GLOBAL

OLEH: RIDWAN H MUKHTAR

Dua kali limong sikureueng, Dalam ruweueng na sa.
Bloe siplôh publoe sikureueng,Dalam ruweueng na laba.
( Dua kali lima sembilan, Dalam ruang ada Satu, Beli sepuluh jual sembilan, Dalam ruang ada laba )

Taprang kaphè bela agama,Usèe peunjajah Beulanda ngon Jipang.
Aneuk tapangkèe keumun tabina, Ureueng ranto tapeutimang
( Perangi kafir membela agama, Mengusir penjajah Belanda dan Jepang Anak dipangku kemenakan dibimbing, Orang perantau dilayani )

[ I ]
Ini hanya catatan singkat pengantar dari diskusi. Karena catatan, maka banyak hal yang tak memuaskan, dan umum adanya. Maja diatas mengindikasi perilaku hidup: Keuntungan dan kebaikan, menegakkan kebaikan ( amar ma’ruf ) dengan memberi kompensasi ( amal ) pada hamba sahaya, seumando, ureung rantoe, ureung leung jaroe, keu wareeh lingka.

Solidaritas Aceh yang berazas pada tata nilai. Solidaritas kata yang terpecah dari ukhuwah, tauhid, rabithah. Solidaritas menghendaki pada kepedulian, persatuan. Secara bahasa pengertiannya tentu sangat terbatas. Museuraya ( bergotong royong ) atas satu pekerjaan merupakan budaya baik. Meuseuraya, pada waktu tertentu melambangkan kesatuan, padu pada suatu media/objek yang dituju, dipindahkan, dicapai: Meuseuraya bak peugoet rumoh ( Rumoh Aceh/di Aceh ). Meuseuraya, bukan bertujuan memberatkan, sebaliknya untuk meringankan suatu pekerjaan, beban, penderitaan orang lain ( individu, kelompok, komunal/gampong,idiologi, maupun teologi,rumpun-tertentu ). Nah, yang seperti ini dikatakan: Solidaritas untuk kebaikan, kemaslahatan.

Seperti halnya dengan apa yang sudah dilakukan para pejuang jihad disabilillah dalam mengusir kafe belanda dahulu kala di Aceh. Karena rentang perang tiga abad lebih, maka solidaritas untuk melakukan perlawanan jelas atas dasar tiologi dan idiologi. Seperti halnya Perlawanan rakyat palestina terhadap israel. Dampak dari penegakan amar ma’ruf menghasilkan solidaritas dibelahan dunia lain. Tingkatan solidaritas dalam ujud kadarnya tergantung pada rasa, merasakan penderitaan, dan sikpa konsistensi para pejuangnya. Semakin lama perlawanan, perjuangan atas dasar kebenaran, maka solidaritas itu akan memperpanjang ’nafas’ para pejuangnya. Solidaritas semacam ini, apalagi didukung oleh kebijakan negara maka ’nafas’ para pejuangnya akan ’berenergi’ dan ’bergizi’ secara padu dengan generasi selanjutnya. Selebihnya dikenang pada hari tertentu, dicatat dalam lembar sejarah.

[ 2 ]
Dan dengan seperti itu, maka agak teranglah pemahaman anda: Solidaritas itu bisa saja dihubungkan kemana saja: Atas nama perjuangan akan keyakinan, aliran, mazhab, adat/tradisi. Selebihnya kita mengenal trend solidaritas kemanusian: Lintas idiologi dan tiologi. Solidaritas kemanusiaan cenderung mengemuka pada waktu dan wilayah krisis. Individu atau kelompok yang ’terhukum’ dalam perspektif kemanusiaan mempunyai hak untuk diperlakukan secara manusiawi. Walaupun palu putusan sudah memutuskan salah karena melanggar tata tertib dan norma yang hidup dalam masyarakat dan berbangsa. Begitulah kira-kira. Artinya, solidaritas kemanusiaan, penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan berada pada tempat yang ’suci’ dan terpelihara. Kafir zimmi, bahkan anjing sekalipun tetap harus dilindungi hak-haknya. Maka solidaritas terhadap minoritas atas mayoritas menjadi ukuran peradaban suatu kaum. Tak terkecuali di Aceh, penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan menjadi diskursus. Kejahatan kemanusiaan menyebabkan solidaritas lintas negara. Bahkan menjadi solidaritas rakyat dengan rakyat ( people to people ) . Asumsi kenapa terjadi solidaritas, sangat berhubungan dengan kerentananan manusia yang kalah dengan benturan kekerasan akibat mobilisasi kekuatan rekayasa manusianya. Begitu juga dalam becana alam, manusia cenderung abai terhadap resiko, dan pasrah menerima akibat berlanjut: Ketidapastian hidup, dan ketidakpastian mendapatkan kebahagiaan, kenyamanan.

[ 3 ]

Pengantar selanjutnya, dengan satu soal: Bagaimanakah kita melihat filosofi solidaritas dalam perspektif kearifan budayanya?.

Dalam maja, sikap yang menunjukkan rasa peduli, sapeu padan, sapeu kheun, terbentuk dalam tradisi sosial dalam komunitas gampong. Karena menjadi maja, maka pelanggaran, sikap abai terhadapnya dianggap sikap meu-kota, cuek, dan tidak bermasyarakat. Secara sosial dan diatur dalam perangkat adat, sanksi pengabaian justru akan diberikan kepada sang pelanggar, misal: Tidak bersedia menghadiri undangan khenduri yang diadakan dirumah si pelanggar, dll.

Berikut diantara maja tersebut: Bakna neutèm peuleubèh bacut watèe keu gob, laèn Bak neutèm peuleubèh bacut pikiran keu gob laèn. Bak neutèm peuleubèh bacut teunaga keu gob laèn, Bak neutèm peuleubèh bacut hareuta keu gob laèn.

[ 3 ]

Kembali ke tema: SOLIDARITAS ACEH DI GAMPONG GLOBAL. Bagaimana kita membahasnya?.

Kita mulai dari soal: apa yang sudah kita sumbangkan sebagai bentuk ukhuwah, solidaritas kepada dunia ?. Kepada kemanusiaan?. Terlepas dari filosofi yang sudah ada sejak dahulu kala. Apakah bentuk-bentuk, model, indikator solidaritas itu?. Apa yang melatarbelakanginya?. Anasir konflik bersenjata, bencana gempa&tsunami, dan intervensi ( luar ) pasca anasir tersebut ( emergency response ).

Beberapa solusi mari kita tawarkan bersama. Misal, apakah dalam proses pembangunan pasca konflik dan bencana, solidaritas, meuseuraya menjadi kebutuhan?. Atau memang benar, meuseuraya itu sudah terkubur oleh intervensi bala bantuan itu sendiri?. Atau karena kita sudah sangat lama didera konflik, lalu kemanusiaan kita abai terhadap gejala rentan disekeliling kita.

Tanyakan juga; apakah gampong-gampong tempat kelahiran kita, masih menikmati ( butuh ) solidaritas, meuseuraya untuk membangun kubah mesjid?. Atau katakanlah meuseuraya membersihkan tanah kuburan?. Atau jangan-jangan kita meuseuraya: Mengupah orang bersama-sama mengumpulkan rupiah, hanya untuk membersihkan tanah kuburan itu?. Entahlah. Seperti membuat timphan, darimanakah kita memulai ini semua?.


Banda Aceh, 10 November 2006
Ridwan H Mukhtar ( rumahkandang@yahoo.com )

Nov 2, 2006

PUCUK DICINTA ULAM PUN TIBA

(NOMOR HP HILANG CINTAPUN MELAYANG)
Created by : SARAH BIRGA


Jam sembilan pagi Ranti baru bisa membuka matanya, saat sinar matahari mulai
menerobos jendela kamar. Sambil mengusap-ngusap mata Ranti berjalan kearah kamar mandi yang jaraknya kira-kira 12 meter dari kamar tidurnya. Aahh... tiba-tiba Ranti malas untuk mandi, lagi pula tubuhnya belum begitu sembuh dari sakit flu,pilek,batuk dan demam, ”mendingan aku gosok gigi terus mandi setengah tiang biar enggak ngantuk lagi.......” gumam Ranti sambil melirik kearah air yang bening dibak kamar mandi.
Bram-brum.... bunyi air dan sesekali terdengar suara batuk yang kemudian disusul dengan suara lainnya.
”Hemmmmm.......benar juga badanku terasa lebih segar”, tampa pikir panjang lagi Ranti langsung berinisiatif untuk sarapan....”wouwwww ada nasi goreng kesukaanku nyam.nyam.nyam....” hanya dalam hitungan menit nasi goreng beserta lauk pauknya ludes tampa sisa...dasar sijago makan........!!!!
Siap makan Ranti bermaksud rilek sejenak diteras rumahnya, sambil mengingat-ngingat kembali tentang mimpinya semalam. ”hhmmm..mimpi apa ya????? Ya.ya aku baru ingat,semalam aku mimpi pergi ketaman bunga dan disana aku melihat sebatang pohon bunga lonceng gereja yang sedang mekar dan bunga matahari yang berwarna putih, sungguh indah sekali....” sambil mengernyutkan dahinya Ranti mencoba menerka-nerka tentang makna mimpinya, tidak lama kemudian terlihat seulas senyum menghiasi bibirnya, ada apa gerangan??????? Oook..ouuu....ternyata Ranti sudah mengetahui makna dari mimpinya. APAAAA....AAAANNN...TTTUUUUHHHH.????
Menurut buku takbir mimpi yang pernah dibaca oleh Ranti, arti mimpinya adalah akan ada cinta yang bersemi. ”benarkah???? Tapiiiii kayaknya enggak mungkin deh....soalnya aku dah enggak sreggg lagi ama tuh cowok, malah kalau bisa jumpa ama dia hari ini aku mau langsung putusin dia, biar enggak ada beban lagi karena tuh cowok nyebelin banget” Ranti ngomel-ngomel sendiri karena Ranti memang lagi sendiri, orang rumah semua pada pergi. Kasiaaaaannn deh luuuu Raaaannnn!!!!!!!
Waktu terus berjalan, tampa terasa hari sudah mulai sore, jam mununjukkan pukul enam sore. Sepanjang hari tadi tidak ada kejadian yang aneh atau menyenangkan,semua biasa-biasa saja. Tiba-tiba handphone Ranti yang terletak diatas tempat tidur berbunyi, sepontan saja Ranti yang sedang menutup jendela kamarnya karna sudah sore.... kageeeetttttttt.
Dengan seribu tanda tanya Ranti mengangkat handphonenya sambil berkata ”halooooo...Assalamualaikummmm.....” Waalaikumsaalam terdengar jawaban dari seberang, yang kemudian dilanjutkan dengan percakapan dan sesekali terlihat Ranti mendelik seperti orang kesambeeettttt. Dan pada saat percakapan mau diakhiri, sang cowok yang mau diputusin oleh Ranti datang dengan kereta bututnya. Dalam hati Ranti berkata”pucuk dicinta ulampun tiba” setelah mengakhiri percakapannya dihandphone Ranti langsung keluar kamar untuk menjumpai cowoknya yang baru datang,setelah empat hari menghilang tidak ada kabar!!!!!
Dengan wajah sedikit cemberut Ranti menghampiri cowoknya yang sudah tidak sabar menunggu, sambil mengulurkan tangan mengajak salaman Ranti bertanya ”kemana saja bang dalam beberapa hari ini?
Cowok:”abang keMedan dek baru aja pulang”
Ranti :”kok adek enggak dikabarin?
Cowok :”iya dek, nomor HP adek sudah hilang,jadi abang tidak bisa kasih tahu”
Ranti :”eemmmm...gitu ya....emang nomor adek tidak penting buat abang,makanya abang buang ya????”percekcokan mulai terjadi, suhu mulai memanas...wah gawaaatttt.
Saat yang dinanti-nantipun tiba.....kata putuspun meluncur dari bibir Ranti tampa bisa dicegah lagi. Hanya kata putuslah yang bisa membuat mimpinya semalam jadi kenyataan, karena ia tidak mungkin bisa menerima lamaran sipenelpon tadi kalau hubungannya dengan sicowok ini masih dipertahankan. Sang cowok tidak berkutik saat putik cintanya layu sebelum berkembang, sedangkan Ranti...dengan wajah berseri ia menari-nari mengitari taman hati yang mulai bersemi dengan benih-benih melati.
Melati adalah lambang cinta yang sejati.

Oct 17, 2006

“MERAJUT UKHUWAH MEMBANGUN PERADABAN”

Sudah pernahkah para pembaca yang budiman membaca, mendengar atau melihat ungkapan diatas yang saya tulis sebagai judul dari coretan ini? Saya secara jujur menjawabnya belum. Tapi ungkapan tersebut dia atas sejak bulan september 2006 kemarin semakin sering menghiasi percakapan saya. Bahkan telah menghipnotis para aktivis RTA untuk bergerak, bertransformasi, membangun komitmen untuk bersama-sama membangun RTA mewujudkan impian indahnya dihari esok….
MERAJUT UKHUWAH MEMBANGUN PERADABAN adalah ungkapan yang saya tulis dimana2, dikop surat, company profile , di kartu nama pengurus KSU TAJIRIN RTA sebagai MOTTO, inspirasi, pemberi semangat bagi Pengurus, Pengelola dan Anggota KSU TAJIRIN RTA untuk bekerja membangunkan kembali Koperasi yang telah didirikan sejak tanggal 27 Maret 2000.
Hari ini ungkapan “MERAJUT UKHUWAH MEMBANGUN PERADABAN” diakui atau tidak sepertinya telah membangunkan harimau yang sedang tertidur dalam jangka waktu yang begitu lama… sungguh luar biasa….. kebuntuan-kebuntuan yang selama ini begitu terasa mengganjal bagi sebagian aktivis yang nongkrong di jalan abdullah ujong rimba 26 seperti telah memberikan titik terang.. Semangat mencari solusi, bekerja secara profesional, tabligh dan amanah telah menjadi bahan diskusi sehari..
Pertemuan buka puasa bersama para ”dhuafa” di markas besar RTA pada hari khamis tanggal 12 oktober 2006 laksana suara tambo yang ditabuh untuk membangunkan orang makan sahur. Secara spontan oleh para aktivis ”dhuafa” yang setia menjaga markas RTA meripee2 mengumpulkan sumber daya dan menyusun rencana...
Rencana apakah gerangan??? Adalah buka puasa bersama di esok harinya, jum’at tanggal 13 oktober 2006 tepatnya hari ke 20 ramadhan, perbatasan antara periode magfhirah dan ’itqu minannar dengan menghadirkan para aktivis RTA yang akan dirangkai dengan bincang2 informal para aktivis tentang masa depan, masa depan RTA , masa depan Aceh dan Islam tentunya......
Meskipun acaranya dilalui dengan suasana yang penuh dengan kesederhanaan.. namun hasil bincang2 informal setelah berbuka puasa sepertinya telah memberikan inspirasi baru semua yang hadir saat itu untuk bergerak.. Sambil mengulang berkali-kali ungkapan ”MERAJUT UKHUWAH MEMBANGUN PERADABAN” para ”dhuafa” membuat agenda, rencana prioritas dan komitmen bahwa mulai hari ini kita telah bekerja untuk melanjutkan kerja-kerja kemanusiaan dalam rangka MERAJUT UKHUWAH MEMBANGUN PERADABAN. Bahkan sepertinya meminta kerelaan jamaah untuk menggunakan ungkapan MERAJUT UKHUWAH MEMBANGUN PERADABAN bukan hanya sebagai TAJIRIN melainkan menjadi milik RTA.
Banyak agenda yang disepakati... antara lain Follow-Up hasil Assesment TANGO-TIFA, pembenahan keuangan, management program, kesekretariatan, progam advokasi RTA dan Pertanggungjawaban Program yang telah dijalankan.... lebih kurang ada 32 daftar inventarisir masalah yang harus dijawab kedepan. Termasuk buka puasa keesokan harinya (sabtu tanggal 14 Okt’06)......
Pada hari berikutnya sabtu tanggal 14 Okt’06 rencana tidak meleset... quantitas para aktivis yang hadir untuk berbuka puasa pun lebih banyak. Namun sayang, saya dan bahrifal tidak dapat hadir untuk saat berbuka bersama karena telah ada agenda sebelumnya yang tak mungkin kami abaikan.. setelah shalat tharawih, Akhi/ukhty/ukhaiya kembali berkumpul, Agenda pertama yang disepakati untuk dibahas adalah bagaimana membangun sitem keuangan RTA yang profesional. Untuk hal yang satu ini kawan2 meminta saya menjadi failitator, tak mungkin ditolak....di awali pengarahan katib’am , dan dilanjutkan oleh bendahara , berbagai kendala yang ada pun mulai diunggkapakan.... judul untuk pertemuan ini saya tulis dengan ungkapan ”MERAJUT UKHUWAH MEMBANGUN PERADABAN” ......................... bersambung
By. Muslim Hasan Birga
www.mhbc.vze.com

Oct 11, 2006

JANGAN PATAHKAN KUNTUM MAWARKU

Oleh: Syech Khalil

Butiran embun mengucur dari kuncupnya
Tebaran pesona hiburkan jiwa
Kusiram kupuja karma mekarnya
Kurindu kucinta pada harumnya
Kupendam kuidam akan kembangnya

Wahai badai……!
Jangan patahkan kuntum mawarku
Izinkan kutelan semerbaknya
Walau sekar aku tak dapat
Sebab duri mengancam luka

Wahai kumbang seberang…..?
Jangan patahkan kuntum mawarku
Biarkan ia merona
Dipagari kasih sayangku

Wahai matahari….!
Hangatkan kuntum mawarku
Kuingin ia merekah
Diantara kemboja pujaan ratu.

Wahai abad….!!
Selamatkan kuntum mawarku

Wahai bayu……….!!
Selamatkan kuntum mawarku

Jangan,,jangan,,jangan patahkan
Kuntum mawarku….!!!


Atjeh,tak tertanggal

Oct 4, 2006

LATIHAN YANG KERAS DAN SEBUAH VISI YANG SAMA AKAN MEMBERIKAN HASIL YANG BAIK, HASIL AKHIR AKAN DITENTUKAN OLEH USAHA YANG DILAKUKAN

(Catatan yang belum selesai)
Oleh: MUSLIM HASAN BIRGA

Itulah komentar yang diucapkan oleh Angela Merkel (Kanselir Jerman) ketika diwawancarai oleh sebuah TV di Jerman sesaat setelah Kesebelasan Jerman memastikan diri lolos ke babak perempat final World Cup 2006 bulan Juni lalu. kalau kita simak komentar tersebut bukan kalimat yang sederhana, melainkan sebuah untaian kata yang sarat dengan makna, mudah diucapkan tapi belum tentu mudah dilaksanakan. Semua kita pasti menyadari akan pentingnya latihan yang keras, untuk mengasah kemampuan baik itu individu, kelompok maupun komunitas yang lebih luas. Sejak kita lahir kita memang telah melakukan serangkaian latihan sehingga kita mampu berdiri tegak serta berpikir untuk mempertahankan hidup. Sehingga lahirlah berbagai ilmu pengetahuan yang memberikan kita kemudahan-kmudahan untuk mempertahankan hidup.

Mempertahankan hidup terhadap berbagai ancaman yang datang menyerbu baik itu dari dalam maupun dari luar adalah karakteristik yang tidak dapat dipungkiri bagi makhluk ciptaan tuhan dimuka bumi ini. Berapa banyak energi yang telah dihabiskan oleh para makhluk dimuka bumi ini untuk mempertahakan hidupnya, baik itu yang berasal dalam diri masing2 maupun yang berasal dari intervensi pihak luar?? Sungguh sudah tak terhitung banyaknya. Sehingga setiap saat selalu saja ada hal yang baru muncul kepermukaan sebagai reaksi dari mempertahankan hidup. Sebagai contoh berapa banyak gajah yang turun dari hutan mengobrak abrik kemukiman masyarakat akibat kelangsungan hidupnya merasa terancam, berapa hektar hutan yang perawan dibabat oleh oknum demi mencari sesuap nasi untuk mempertahankan hidupnya dan kelompoknya, berapa banyak spesies ikan langka yang telah diekplorasi oleh para pemburu untuk dijual dengan harga mahal guna meraup keuntungan, berapa juta sudah nyawa manusia yang melayang akibat perang dalam memperebutkan sumberdaya?. Berapa banyak uang yang telah dihabiskan oleh para donatur untuk menyelamatkan hutan sebagai sumber kehidupan manusia? Sungguh tak terhitung jumlahnya bukan???

Mempertahankan hidup merupakan tujuan utama bagi setiap makhluk dimuka bumi, tak terkecuali manusia. Apalagi kalau kita membaca teori Malthus yang mengatakan pertumbuhan jumlah penduduk dimuka bumi mengikuti deret ukur sedang pertumbuhan jumlah makanan (produksi) mengikuti deret hitung. Sungguh mengerikan...... dimana suatu saat manusia akan kekurangan makanan (matee deuk). Sehingga malthus memberikan solusi untuk mengatasinya antara lain dengan bencana alam yang dahsat, perang, atau datangnya wabah penyakit, sehingga jumlah penduduk akan berkurang secara drastis dan akan mampu diimbangi oleh pertumbuhan produksi. Teori malthus tersebut memang sungguh kejam, tetapi kenyataannya memang demikian, sebagaimana yang saya utarakan dalam paragraf diatas.

Kalau kita bercermin ke tanah kelahiran kita Aceh, nampaknya hipotesis Malthus memang belum terjadi. Di Aceh memang belum kita dengar adanya orang yang mati kelaparan secara masal. Aceh memang daerah yang kaya akan sumberdaya, bahkan lebih sehingga dapat ekspor keberbagai belahan dunia lain sebagaimana yang telah pernah dilakukan oleh para endatu kita sebelumnya. Yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana Aceh hari ini???

Sejak gempa dan tsunami melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang menghilang ratusan ribu nyawa manusia dan menghancurkan berbagai infra dan suprastruktur kehidupan Telah menimbulkan simpati berbagai bangsa dibelahan dunia untuk berempati kepada Aceh. Berbagai bentuk bantuan mengalir deras bak airbah dari gunung yang telah gundul.. ... Ada kesan keselamatan manusia Aceh terancam, apakah itu ancaman kelaparan, wabah penyakit atau lainnya. Disisi lain realitas ini telah membuka mata berbagai pihak untuk melihat Aceh yang lebih luas lagi, ADA APA DENGAN ACEH?????
Berbagai penelitian pun dilakukan oleh para ahli untuk membedah segala persoalan yang melilit kehidupan rakyat Aceh. Memang tanpa penelitian pun secara kasat mata kita dapat melihat bahwa kehilangan dan kehancuran yang melanda Aceh bukan hanya disebabkan oleh tsunami, melainkan telah banyak bencana-bencana lain yang telah duluan datang yang tak pelu disebutkan secara detail dalam coretan ini. Berbagai resep pun ditawarkan oleh berbagai pihak untuk memulihkan Aceh. Semua menuju pada visi yang sama yaitu menyelamatkan Aceh.

Makanya tak heran Aceh saat ini didatangi oleh berbagai bangsa, lembaga dan sebagainya untuk mengatarkan resep bagi pemulihan Aceh. Sehingga Aceh saat ini adalah lahan yang paling subur untuk para pencari kerja... terlepas resep yang dibawa itu mujarap atau bahkan semakin memperparah belum dapat kita simpulkan sampai dengan saat ini... karena hasil akhir dari semua ini akan sangat ditentukan oleh usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat Aceh sendiri yang diposisikan sebagai benefeceries. Pihak2 yang terlibat dan proses RR begitu istilah populer sekarang, pasti telah menetapkan targetnya masing2..

Berhasil tidaknya para pihak yang bekerja di Aceh akan dirasakan oleh masyarakat Aceh itu sendiri.. kita hanya bisa bercita-cita dan bekerja. Impian Aceh kedepan yang lebih bermartabat adalah impian semua pihak. Mudah2an impian itu berbanding lurus dengan usaha dan impian kita,,,,, dan jangan lupa bahwa diatas langit ada langit..... kita tunggu tanggal mainnya.........!!!!!!!

SEKILAS SEJARAH GAMPONG BIREUEN MNS TGK DIGADONG (BIRGA)


Desa yang berada tepat di KM 1 jalan Gayo bireuen ini telah ada semenjak Kerajaan Aceh Darussalam masih jaya-jayanya menguasai hampir seluruh pulau Sumatera dan sebagian semenanjung Malaya, sering diceritakan oleh orang-orang tua tentang kunjungan kerja para Sulthan Aceh keberbagai pelosok Gampong dalam Kerajaan Aceh Darussalam.

Suatu ketika sewaktu Sulthan Iskandar Muda Perkasa Alam yang sering disebut oleh rakyat POTEUMEUREUHOM MEUKUTA ALAM mengadakan kunjungan kerja sampai disebuah desa kira-kira diKemukiman Bireuen Sekarang, Sulthan disambut dan dielu-elukan dengan meriah oleh puluhan ribu rakyat yang telah menantikannya sejak dari pagi hari dalam barisan panjang. Rakyat telah berdatangan dari seluruh berbagai pelosok desa, bahkan sampai-sampai ada yang datang dari tanah Gayo.

Mengenai nama Gampong Tengku Digadong, siapakah beliau, dari mana asal-usulnya, diketahui bahwa beliau adalah seorang ulama yang mengajar ilmu Agama Islam setelah menetap di Gampong ini dan menurut keterangan yang diberikan oleh orang-orang tua terdahulu beliau sangat menyukai menu makanan yang berasal dari buah Gadong sehingga orang-orang digampong ini untuk menhormati dan menghargai jasa beliau sebagai seorang Ulama maka orang tua digampong ini mengambil suatu kesimpulan untuk menamakan nama dari Gampong ini dari kejadian tersebut sehingga menjadilah nama gampong dengan nama Mns Tgk Digadong.

Demikianlah sekilas cerita tentang asal dari mana nama gampong ini diberikan nama dan kita doakan semoga nama ini akan menjadi suatu do’a yang akan membawa gampong ini kearah Baldatul Thaibatun Warabbul Qafur.

Sep 22, 2006

Assalamualaikum Wr. Wb

MARHABAN YAA RAMADHAN



Assalaamu'alaikum wr.wb..

Marhaban ya Ramadhan,
Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amal kita diterima dan do'a kita di ijabah,

Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim,

Marhaban Ya Ramadhan

Allaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan
Aminn.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA



SEMOGA KITA DAPAT MENJALANKAN IBADAH PUASA DENGAN OPTIMAL, AAMIN.



Wassalamu'alaikum Wr Wb,

MUSLIM HASAN BIRGA

Sep 13, 2006

Sulèt

(catatan pertama dari tiga catatan: Untuk calon Gubernur dan Bupati di Aceh)
Oleh: Ridwan H Mukhtar

menyoe pijèt ji èk bak sapai, nakeuh hai gatai tatumë rasa. Menyoe Sulèt taboh keu pangkai nakeuh hai rugoe tatumë rasa’ ( maja )
( kalau kepinding/kutu busuk menetap di lengan, maka tentu gatal akan kita rasa. kalau kebohongan yang menjadi pangkal maka kerugian yang kita rasa )

Sepenggal hadih maja yang diterjemahkan bebas diatas, sering menjadi kata-kata untuk mengingatkan dalam kehidupan dan menjadi filosofi hidup orang Aceh.Dari jaman dahulu kala hingga bulan September 2006 ini. Lebih kepada hubungan sebab akibat. Lalu apa itu Sulèt?. Artikan saja secara aktif: sebagai pembohong, penipu.
Lalu kemudian apakah Sulèt, punya makna tersendiri atawa cerita tersendiri dalam khasanah budaya di Aceh?. Tentu jawabnya: ada. Bukan hanya di Aceh, fakta dan data manusia di dunia ini; ditipu, kena tipu, menipu sudahlah tertulis dengan rapi. Di ulang laku, menjadi alat untuk memupuk nafsu.
Sulèt adalah laku. Sulèt adalah watak. Kemudian menjadi tabiat. Dalam masyarakat Aceh, penyebutan kata Sulèt untuk orang tertentu, kelompok tertentu, kaum tertentu dominan untuk mendudukkan derajat. Orang-orang yang Sulèt dalam paham teologi diposisikan pada strata rendah. Dalam strata sosial, orang Sulèt sering tentu amat mudah atau jarang dijumpai. Tergantung dinamika sosial dan politik yang menjadi tradisi.
Orang-orang Sulèt akan menjadi lebih sulit posisinya dalam masyarakat Aceh ketika si Sulèt itu adalah calon pemimpin, atawa pemimpin. Dalam konteks sekarang, misalnya: Sulèt atau tidak Sulèt –nya sang calon akan sangat mempengaruhi bertahan atau tidaknya kepemimpinan yang melekat pada dirinya.
Sulèt bukan budaya yang bisa mempengaruhi konstituen. Karena dalam sejarah dan budaya Aceh, perilaku Sulèt sudah membuat jera yang merajam. Sepanjang masa tentu zaman Sulèt terus dikenang. Portugis, Belanda, Jepang, dimasa penjajahan telah berperilaku Sulèt tentang maksud dan tujuan kedatangannya. Karena Sulèt maka watak itu tak bisa dilupakan, bahkan memberi maaf pun enggan. Di Aceh, Orang-orang pasca perang dunia-II terus mengulang-ulang perilaku Sulèt belanda; berniaga untuk menjajah, menguasai tanah.
Orang-orang yang datang lalu Sulèt cepat atau lambat dia menjadi terusir, diusir dan tak termaafkan. Inilah hawa tradisi yang menjadi budaya penolakan bagi orang-orang Aceh yang kosmopolit tapi dilematis karena selalu ditekan saat dia membuka diri. Tertekan lalu terpaksa beroposisi dengan melawan: mempertahankan diri dan harga atas diri sendiri. Mewakilkan diri atas kaumnya demi meraih kemulian dari tradisi kaum yang punya daya juang tinggi serta etos individu yang berani.
Orang-orang Sulèt sering tak biasa menyimpan laku dan watak Sulèt –nya. Seperti durian matang, hilang kulit menebar bau. Mungkin, sejarah telah mengajarkan masyarakat Aceh atas lembaran-lembaran Sulèt yang dipraktekkan penjajah Belanda dan yang sekufu, sekutu dengannya. Maka amatlah susah memaksa ingatan untuk melupakana watak dan tabi’at Sulèt. Karena watak Sulèt lambat laun bisa menjadi benalu atau bahkan akan menjadi epidemi yang menghinggapi hingga menutupi kaum teologi yang merekatkan sisa adat dan reusam dalam kehidupannya. ***

Sep 3, 2006

IMPACT is Smart Solution For Better Aceh




IMPACT adalah singkatan Inspiring management for People's Actions . IMPACT adalah lembaga bisnis sosial yang didedikasikan untuk membantu organisasi masyarakat sipil dan individu-individu yang kreatif dalam mewujudkankan perubahan sosial yang positif, inovatif dan transformatif.

IMPACT akan berperan sebagai center of excellence pengembangan organisasi dan program organisasi masyarakat sipil yang efektif agar efektif mengelola perubahan. IMPACT pun akan menjadi Terminal Belajar Terpadu bagi individu-individu yang kreatif dalam menciptakan inovasi-inovasi sosial.

Mereka memiliki program pelayanan terpadu peningkatan kapasitas organiasi dan program masyarakat sipil, program pengembangan manajemen apresiatif menuju peradaban Aceh Baru serta program pembangunan terminal belajar terpadu (resource center).

IMPACT disinilah aku sekarang mengabdikan diri untuk mewujudkan visi Impact menuju peradban Aceh Baru. Aku berharap dapat menyumbangkan seluruh kemampuanku untuk lembaga ini. Hari ini kami baru selesai mengikuti TOT System Dynamic yang dilaksanakan oleh IMPACT bersama YAPPIKA dan ADF di hotel Antares Medan. Training ini membedah peta gerakan ornop untuk melakukan Social Change menuju peradaban Aceh Baru. Training ini diikuti oleh 18 Fasilitator IMPACT, sebagai persiapan amunisi bagi fasilitator untuk terjun ke 7 kabupaten di Aceh bersama ADF dan YAPPIKA melaksanakan Program Penguatan OMS untuk Peningkatan Pelayanan Publik.

Setelah training ini fasilitator Impact akan menfasilitasi workshop di 7 kabupaten untuk menghimpun data2 yang akan dijadikan acuan bagi para pihak yang sedang dan akan bekerja membangun Aceh Baru.

Aug 9, 2006

PUISI CINTA ORANG ACCOUNTING..(2)

DENGAN PENUH HARU, KU BACA CINTA STATEMENT MU
NAMUN, TAK KU TEMUKAN ADANYA LABA BAGIKU
MUNGKIN, CINTA STATEMENTMU PERLU DI AUDIT, AKU PUN MASIH RAGU
WALAUPUN AKU TELAH MENYERAHKAN SEGALA ASSETKU UNTUK MU
KINI, TIDAK ADA LAGI CASH YANG KUMILIKI
YANG ADA HANYALAH HUTANG DAN PIUTANG TAK TERTAGIH
SMENTARA KAU TELAH MENEMPATKAN OBLIGASIMU DI HATIKU
MUNGKINKAH INI DAPAT DI HAPUSKAN
TENTU HAL INI MEMBUTUHKAN COST YANG BESAR
AKAN TETAPI, AKU AKAN COBA BUAT JOB ORDER COSTING
AGAR SEGALANYA MENJADI PROFIT BAGIKU
BIARLAH SEMUA INI MENJADI BEBAN BAGIKU
YANG AKAN KUSUSUTKAN MENJADI AKUMULASI PENYUSUTAN
SETIAP BULAN,AKHIR PERIODE, ATAU SETIAP WAKTUKU,
DAN AKU RELA, AUDITOR MEMBELAH HATIKU
TUK DAPATKAN BUKTI CINTAKU PADAMU YANG CONTINUITY
SEMOGA AKAN ADA LAPORAN PERUBAHAN MODAL BAGIKU KELAK.

Aug 7, 2006

IBU

oleh Mastur Yahya

Telah kau dengar pengaduannya
Hatiku pilu terbayang bait nazammu di buku tua
Dimanakah letak syurgamu, Ibu
Agar aku menuntunnya ke depan pintu
Biar Ibu sendiri yang membimbingnya masuk
Ibu
Bisikanmu belumlah usang ditelingaku
Dan masih menjadi rahasia kita berdua hingga surat ini kukirimkan ke ‘arasy

PUISI CINTA ORANG ACCOUNTING

Wahai belahan jiwaku...
Debetlah cintaku di neraca hatimu
Kan ku jurnal setiap transaksi rindumu
Hingga setebal Laporan Keuanganku
Wahai kekasih hatiku...
Jadikan aku manager investasi cintamu
Kan ku hedging kasih dan sayangmu
Di setiap lembaran portofolio hatiku
Bila masa jatuh tempo tlah tiba
Jangan kau retur kenangan indah kita
Biarlah ia bersemayam di Reksadana asmara
Berkelana di antara Aktiva dan Passiva
Wahai mutiara kalbu ku
Hanya kau lah Master Budget hatiku
Inventory cintaku yang syahdu
General Ledger ku yang tak lekang ditelan waktu
Wahai bidadariku…
Rekonsiliasikanlah hatiku dan hatimu
Seimbangkanlah neraca saldo kita
Yang membalut laporan laba rugi kita
& sp; Dan cerahkanlah laporan arus kas kita selamanyaâ

Jun 7, 2006

Rimueng Pluek

Budaya

Esai

Rimueng Pluek
Oleh: Ridwan H Mukhtar
( Penulis adalah pemerhati Budaya )

Rimueng Pluek ( Harimau yang menguliti ) adalah ikon rimbawi. Seperti halnya Ulat Seuba ( Ulat yang mematikan-tanaman ) atau Ase Geureuda ( Anjing serakah-buduk ). Pengejawantahannya memperjelas akan makna yang bertabur dikehidupan Duniawi. Tidak hanya imaginer yang memberi gambar akan interaksi yang kuat atas yang lemah. Sesuatu yang berlebihan mungkin, serakah, otoritarian, tentu saja linearnya penggambaran perilaku kanibalistik yang hidup atas yang hidup.
Ini luar biasa !.
_____________________

Konon Rimueng dalam laga rimba diabsahkan sebagai raja. Raja rimba yang menjalankan hukum rimba. Bukankah harimau itu akan membunuh si anak jantan yang dilahirkan dari induknya?. Tak peduli indah atau tidaknya belang-belang si anak harimau, asalkan bukan betina maka tak ada rimba untuknya. Maka hukum rimba kemudian memaklumatkan dalam lembaran maya rimba “ Yang berhak menjadi Raja Rimba adalah Bapaknya harimau, bukan sijantan anak harimau yang belang-belangnya indah, Titik”.

Kalaupun ada amandemen akan qanun rimba, tak elok rasnya untuk merubah subtansi. Biarkan saja si induk harimau jantan yang menjadi tumbal, selebihnya perempuan harimau hanya menjalankan fungsi reproduksi dan pemenuhan birahi sang raja; “ Asalkan perempuan harimau tidak melahirkan si Jantan yang indah belang-belangnya, karena itu adalah pengkhianatan atas hukum kaum rimba, Titik”. Begitulah maklumat raja rimba yang dikabarkan sang kera yang terusir.
Dalam rimba; saya tidak berhasrat membayangkan adanya tatanan seperti dalam kisah para dewa-dewi.

Dunia rimba tentu beda dengan kisah para dewa-dewi yang konon bersemayam dinegeri kahyangan ( semacam negeri di awan ), Ada tahta, mahligai yang diatur dan dijaga. Para dewa-dewi juga sangat terbatas birahinya ( Perselingkuhan sesuatu yang aib bagi kaum suci ). Dunia para dewa tidak aktual dan kontekstual mungkin. Akan tetapi tidak tertutup kemungkin ada semacam perebutan lingkaran permata pada tahta ( baca saja; kupiah meukutop ) diantara para dewa-dewi.

***
Membayangkan rimba tidak serta merta dan tak elok juga mengamsalkan seperti halnya kisah Film Coboy di layar kaca. Dalam kacamata budaya misalnya saya sering berteriak-teriak; “bahwa kebudayaan itu muasalnya dari rimba”. Konon turunan kera-kera seperti diceritakan dalam kisah zaman bahela; terusir dari rimba. Entah tiba-tiba, kera-kera mengabarkan ke penduduk kota bahwa harimau telah mengusir dan menjadi musuhnya.

Pada masanya kera si pembawa kabar memang pernah berseteru dengan sang raja ( Harimau ). Harimau adalah raja rimba yang dikenal stile. Penggambarannya; gagah, misai yang panjang dikiri kanan atas taring-taringnya yang tajam. Kuku-kuku kaki-- sewaktu-waktu dijadikan tangan -- putih bersih, panjang runcing serta tajam ( Kaum rimba percaya sang raja perlu perawatan khusus untuk menjaga Stile ). Akibat performe yang tercitrakan seperti itu, maka rakyat rimba mahfum adanya bahwa sang raja perlu ajudan -- Dayang-dayang -- yang bertugas merawat tubuh sang raja.

Konon kabar Si Kera sebelum di usir --- di PHK-kan -- pernah dipekerjakan pada sang raja rimba. Semua kerja mulai dari memandikan, menyisir bulu yang belang-belang, memotong kuku dan menjaga tetap putih, bersih, panjang runcing serta tajam berhasil dilaksanakan dan diakhiri pujian sang Raja. Yang menjadi malapetaka bagi Si Kera bermula dari sikap murka sang raja. Kera tidak kooperatif begitu kira-kira. Yaitu tidak mengikuti satu kemauan sang raja ( Dan perlu diingat ini tidak ada dalam kontrak kerja ).

Apa itu?, Si Kera dibebankan menghitung jumlah belang dan bulu-bulu ditubuh sang raja sesuai dengan kehendak sang raja ( Sementara jumlah bulu dan belang ditubuh sang raja adalah rahasia dan ada dalam pikiran sang raja saja ).

Tentu Si Kera pada pertama kali tidak salah hitungannya. Yang salahnya, ketika hasil hitungannya tidak sesuai dengan yang diyakini sang raja ( ingat juga; total jumlah bulu dan belang tetap rahasia, hanya ada dalam pikiran sang raja ). Begitulah, hitungan demi hitungan diselesaikannya, tapi selalu disalahkan sang raja. Sang Kera, akhirnya mengambil kesimpulan dan sikap; ini bukan tugas dia, ini diluar kemampuannya, atau ini alasan sang raja yang kemudian hari membuatnya di PHK-Kan.

Si Kera sampai terusir masih juga belum menemukan subtansi kesalahan dirinya. Anehnya, kegelisahan dan penderitaan Si Kera akhirnya menimbulkan solidaritas kaum kera ( semacam sikap oposisi binner ). Maka sepanjang tata pemerintahan dibawah raja rimba, kaum kera menjadi kaum katalis yang mendeklarasikan sikap oposan terhadap segala kebijakan sang Raja Rimba. Kaum kera kemudian dikenal luas dengan aksi liarnya ( tapi terorganisir ) mulai dari mencuri buah-buahan rimba komunitas siput, elang, jerapah, gajah, trenggiling hingga aksi-aksi gila lainnya seperti melakukan persetubuhan dengan lawan jenis kaum kera ( bukan kumpul kebo ).

Persetubuhan dan perselingkuhan Kera dirasakan akibatnya kemudian merusak generasi dan keturunan kaum rimba ( semacam perselingkuhan alien dan makhluk bumi-manusia ). Yang lebih dasyat akibatnya, puluhan tahun kemudian hilangnya garis keturunan ( Nasab ) kaum rimba dan kaum kera sendiri; hingga warisan tanah rimba menjadi sumber pertengkaran sesama cucu-cicit dari keturunan kaum rimba.

Akibat perselingkuhan dan persetubuhan ala rimba yang dimotori kaum kera maka bertambah murkalah sang Raja Rimba ( berpuluh tahun lamanya si Raja Rimba masih tetap harimau stile itu ). Klimaksnya murka durjalah sang Raja Rimba yang kemudian memerintahkan pada semua penghuni rimba untuk mengusir kaum kera dari rimba. Bahkan kalau perlu hilangkan jejak kera dari peta bumi.

Begitu dasyat dan akutnya perseteruan itu. Puluhan tahun kemudian perseteruan itu menjadi laten. Bukan saja antara si Raja Rimba yang ringkih dengan si komunitas kera yang uzur , tapi antara si Macan Tutul, Macan Kumbang, Kucing Hitam dengan Lutung, Beruk, hingga Kingkong si Raja Kera. Padahal punca segala soal bukan karena kera tidak kooperatif kepada sang Harimau si Raja rimba. Tapi sudah menjadi rahasia umum kaum rimba kemudian, bahwa Si Raja Rimba bukan harimau biasa. Sesungguhnya Si Raja Rimba adalah Rimueng Pluek. Ma ma’na Rimueng Pluek?, Rimueng Pluek adalah penggambaran tabiat. Secara empiris dan klinis mungkin saja bisa dibuktikan. Tapi bukan juga kecenderungan kanibalistik, konon lagi kelainan jiwa harimau.

Rimueng Pluek dalam Khasanah budaya rimba lebih dilihat pada tingkah laku, atau lebih jauh watak ( Tabi’at ). Kenapa ?, Rimueng Pluek bukan saja Rimueng Pajoeh Aneuk ( Harimau memangsa anak ). Tapi yang tragis dan ironi-- ini tidak sama dengan budaya kanibal versi Sumanto—Rimueng Pluek dalam memangsa kelinci, kambing, kerbau dan kemungkinan manusia, maka disetiap Tempat Kejadian Perkara Rimba ( TKPR ) akan ditemukan bukti ; Rimueng Pluek selalu mencabik tubuh magsanya, mengambil empedunya, dan mengguluti kulit kepala hingga menutupi kedua mata mangsanya. Apa pasal ?. Bisa jadi, Kebudayaan ( tabiat ) harimau itu dipengaruhi oleh sesuatu yang tak dipahaminya, mengapa pandangan mata begitu menakutkan. Menatap mata mangsa bisa saja meruntuhkan bahkan memadamkan ambisi dan birahinya ( mungkin )
***
Dalam Kebudayaan mistis, kepercayaan akan kekuatan pandangan mata berakibat pada hipnotis yang berimplikasi pada pemanfaatan si korban. Dalam ilmu Dramatika itu adalah pusaran binner akan indahnya penaklukan ( semacam pelakonan budaya instalasi ) diam. Dalam dunia Telematika, pandangan mata adalah penggambaran jiwa dan keutuhannya.

Dalam dunia Budaya Politik tentu pandangan mata bukan untuk meyakinkan atau mensyaratkan akan Hitam-Putih. Budaya Politik adalah keulabee ( abu-abu ). Maka merumuskan makhluk mana yang berbudaya juga akan menuai definisi keulabee ( abu-abu ). Makhluk berbudaya tidak hanya makhluk yang berbudi, tapi makhluk yang tidak berbudaya belum tentu juga tidak berbudi. Buktinya, Rimueng Pluek tidak pernah menentang si Harimau Perempuan melahirkan anak. Harimau sadar betul akan perlunya tabung reproduksi. Tapi ingat, Harimau ( kemudian juga dikenal Kucing ) yang dibunuh adalah anak jantan ( zaman jahiliyah justeru yang dimusnahkan adalah anak perempuan ). Lalu mana yang menjadi substansi dari Kebudayaan ?, perempuan ataukah laki-laki?. Entahlah

Banda Aceh 5 Juni 2006

Penulis

Ridwan H Mukhtar

May 13, 2006

My Photo



Gambar Sedang Si Ulee Lheu, daerah yang terparah kena tsunami di Aceh

My Photo

May 11, 2006

Mengayun Langkah Menuju Pengabdian

MUSLIM HASAN BIRGA, SE. AK

Muslim Hasan Birga sosok yang familiar dikalangan generasi muda aceh sejak Februari 2005 memikul tugas berat sebagai manajer keuangan Forum LSM Aceh, bukan hanya sebagai penjaga gawang keuangan di Forum LSM Aceh, akan tetapi dituntut agar Muslim sebagai Manajer Keuangan sejak pasca tsunami dapat mengelola (merencanakan dan mengimplimentasikan) keuangan Forum LSM Aceh yang transparan, akuntable dan cost effective. Oleh sebab itu wajar bagi seorang Muslim yang lahir di Bireuen Gadong, 5 September 1979 ini selalu bersifat kritis terhadap penggunaan anggaran. Tekadnya untuk meningkatkan transparan dan akuntabilitas Forum LSM Aceh telah dibuktikan dengan terbitnya Laporan Keuangan Forum LSM Aceh per 31 Desember 2005 di www.forum-aceh.or.id. Karena prestasinya, sejak bulan Februari 2006 Muslim dipromosikan sebagai Services and Resources Manager yang memiliki tugas yang lebih besar lagi yaitu mengelola resouces Forum LSM Aceh dan meningkatkan mutu pelayanan organisasi terhadap para stakeholder LSM jaringan tertua di Aceh ini. Sejak 1 juli 2006 cut lem begitu akrab disapa telah berhenti sebagai manager S&R di Forum LSM Aceh, sekarang hanya sebagai Advisor, untuk membantu jika diperlukan . Juga terhitung sejak tanggal 1 Juli 2006 Muslim Hasan Birga dipercayakan oleh IMPACT (INSPIRATION FOR MANAGING PEOPLE'S ACTIONS) sebuah lembaga services provider bagi masyarakat sipil Aceh sebagai Manager Administrasi dan Keuangan. Selama kuliah di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsyiah, Muslim Hasan Birga juga aktif di organisasi antara lain; UKM Al-Mizan FE, BEM, HIMAKA dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di HMI muslim pernah menjadi Pengurus Komisariat FE, Cabang Banda Aceh, Ketua Umum LPL (lembaga Pengelola Latihan) dan Pengurus Besar (PB) HMI periode 2002-2004, juga salah satu Presidium Kongres HMI ke-23 di Balik Papan Kalimantan Timur tahun 2002 mewakili Regional Badko HMI Aceh. Sebelum di Forum LSM Aceh, Sarjana Akutansi ini yang saat ini juga sedang belajar pada Program Magister Sains Ilmu akuntansi PPS Unsyiah sejak 2003, pernah menjadi Karyawan tidak tetap pada Koperasi Karyawan PLN Wilayah NAD (KOKARLIN) khusus untuk pembuatan Laporan Keuangan sejak tahun 2002 – April 2004, Staf Pengajar BT/BS BIMAFIKA Aceh, tahun 2000 – 2004. Menjadi Manajer pada Koperasi Karyawan PLN Wilayah NAD (KOKARLIN) 2004. Muslim juga aktif sebagai Dosen, pernah mengajar mata kuliah Introduction of Accounting Pada Program Diploma-III Perbankan Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh sejak semester ganjil tahun ajaran 2003 sampai dengan semester ganjil tahun ajaran 2004/2005, pada semester genap tahun ajaran 2004/2005 juga mengajar mata kuliah Management Accounting di Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi Indonesia (LP3I) Cabang Banda Aceh. selain kesibukannya sebagai Manager Pelayanan dan Sumberdaya, Muslim juga sering diundang untuk jadi pembicara, fasilitator atau Instruktur dalam berbagai pelatihan atau forum ilmiah lainnya. Pernah mengikuti beberapa pelatihan; Pelatihan LK I, LK II, Senior Course HMI; Pelatihan Fasilitator For Yout Leader Peace Education Program Non Violent International-UNICEF, 2002, TOT Operacy Training DAI USAID di Medan Februari tahun 2006, TOT CoOperacy Training DAI USAID di Medan Juni tahun 2006 serta pelatihan lainnya.
Selain itu lulusan SMU Negeri 1 Jeumpa Bireuen ini juga aktif di Organisasi Kemasyarakatan yaitu Ikatan Santri Dayah Aceh (RTA) dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI). Di Ikatan Santri Dayah Aceh (Rabitah Thaliban Aceh) berposisi sebagai Wabendum dan juga ketua KSU TAJIRIN RTA periode 2006-2008. sedangkan di organisasi para breaker , pemegang Call Sign JZ 01 BCL ini tercatat sebagai Pengurus Wilayah Kota Banda Aceh Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) periode 2006-2009. dengan posisi Departemen Pembinaan dan Kadersiasi.
Yahoo Mesenger ID : Muslimhasanbirga
Skype ID: Muslimhasanbirga
(Red)